FoodNewsSertifikasi HalalUpdate

Kue Lebaran Sudah Pasti Halal?

Assalamu’alaikum Sobat Halal-Mu

Sobat halal-Mu, tidak terasa Bulan Ramadhan sebentar lagi tiba. Siapa disini yang suka dengan kue-kue lebaran? Seperti nastar, kastengel, putri salju, kue kacang, kue lidah kucing, dan lainnya. Sobat tau tidak kalau kue-kue tersebut harus diperhatikan kehalalannya loh. Mengapa demikian? Karena titik kritis kue kering tersebut berasal dari bahan baku dan selain itu alat yang digunakan seperti kuas yang harus diperhatikan. Mari kita bahas mengapa bahan dan alat pembuatan kue lebaran harus diperhatikan.

Dalam proses pembuatannya ada beberapa bahan utama serta alat yang dipakai antara lain:

  • Tepung Terigu

Tepung terigu dalam pembuatan kue sangat berperan penting, karena tepung terigu mengandung gluten yang berguna sebagai pembentukan kerangka adonan yang membentuk kue kering. Lalu mengapa tepung terigu kritis? Karena dalam proses produksinya tepung terigu difortifikasi dengan zat besi, asam folat, vitamin, dan lainnya. Zat tambahan yang ditambahkan pada tepung terigu harus jelas secara mikrobiologis apakah pada saat produksinya menggunakan media mikroba yang halal atau tidak halal. Jika tidak halal maka tepung terigu tersebut diragukan dari segi kehalalannya.

  • Mentega dan Margarin

Mentega dan margarin dalam pembuatan kue kering memberikan rasa gurih, tekstur renyah dan memberikan bau harum pada kue kering. Mentega dan margarin berbahan dasar lemak Dimana pada proses produksinya sering kali ada bahan penstabil, penambah rasa, atau pewarna yang ditambahkan. Penambahan beberapa bahan tersebut perlu dikritisi kehalalannya juga ya sobat.

  • Gula

Gula juga menjadi bahan utama pada pembuatan kue kering. Selain memberi rasa manis, gula juga berguna untuk pemberi tekstur dan pemberi warna. Dalam proses pembuatan gula pasir ada penggunaan arang aktif yang berpeluang sebagai titik kritis. Karena arang aktif tersebut harus jelas asalnya apakah arang aktif tersebut berbahan dari arang kayu atau arang tulang. Apabila menggunakan arang tulang maka harus diperhatikan status kehalalan asal hewannya.

  • Cokelat

Cokelat pada kue kering selain menambah kelezatan juga banyak digunakan sebagai penambah keindahan tampilan kue kering. Cokelat juga berbahan dasar lemak Dimana membutuhkan emulsifier atau penstabil pada proses pembuatannya. Bahan penstabil bisa jadi titik kritis karena harus jelas asalnya apakah berbahan dasar nabati atau berbahan dasar hewani. Selain itu dalam prose3s produksinya juga menggunakan laktosa, whey, serta flavor. Dimana laktosa dan whey merupakan bahan kritis karena merupakan hasil samping produk keju yang bisa jadi dalam pembuatan keju menggunakan bahan haram.

  • Keju

Banyak orang Indonesia yang menyukai kue kering yang berbahan dasar keju. Keju sendiri berbahan dasar susu, susu yang dipakai juga bisa berasal dari susu sapi, susu domba, maupun susu unta. Dalam proses produksinya dibutuhkan mikroorganisme dan enzim seperti enzim rennet untuk proses menggumpalkan susu. Enzim rennet bisa berasal dari hewan seperti babi. Selain itu enzim rennet juga diproses secara microbial. Sehingga harus diperhatikan keju yang kalian pakai apakah sudah halal atau belum.

  • Kuas

Sebelum kue kering dipanggang, kue kering biasanya dioles dengan kuning telur atau bahan lainnya sehingga kue kering warnanya bisa menjadi semakin cantik. Kuas yang digunakan harus bukan berasal dari bulu babi ya sobat. Lalu bagaimana sobat tahu jika kuas yang dipakai berasal dari bulu babi? Biasanya kuas berbahan dasar bulu abbi sering tertulis kata : Bristle yang bermakna bulu babi. Lalu apakah ada pengganti kuas berbahan dasar bulu hewan? Tentu ada, sobat bisa menggunakan kuas berbahan dasar plastic atau polyester.

Bagaimana sobat Halal-Mu? Selain dari penjelasan tersebut harus diperhatikan juga penggunaan alat masak apakah digunakan bersama dengan produk non halal, lalu apakah pada saat menyimpan kue kering tersebut bersinggungan dengan produk non halal yang apabila bersinggungan dapat menjadi kontaminasi produk menjadi haram. Mari kita sama-sama belajar tentang titik kritis. Walaupun kue kering di Indonesia sudah banyak yang bersertifikat halal setidaknya kita mengetahui apa saja sih yang menjadi titik kritis kue kering.

Halal is Our Need, Our Quality and Our Choice!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *